-->

Puluhan Petani Merugi, Akibat Lambanya PT Medco E&P Malaka

Abbas Satir author photo

Aceh Timur, BAP--Keberadaan bangunan Sumur Minyak dan Gas AR-1 di Lapangan Alur Rambong PT. Medco E&P Malaka Blok A, yang beroperasi di Gampong Mane Rampak, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur, mengalami sedimentasi tanah sehingga terjadi pengendapan di saluran air sawah petani di gampong tersebut.

Sedimentasi tersebut telah merugikan puluhan petani, dimana hasil panen kali ini turun drastis dan sebagian lagi malah gagal panen, akibat air yang mengenangi areal persawahan yang tidak mengalir.

Hal itu disebabkan pendangkalan saluran air yang berbatasan langsung dengan bangunan sumur minyak di lapangan alur rambong PT. Medco.

Tgk. M. Amin Mantan Tengku Imum Gampong Mane Rampak saat ditemui awak media, Kamis, 8/4/2021 yang juga pemilik sawah dilokasi tersebut menceritakan bahwa kendala yang dialami petani di kawasan itu telah disampaikan oleh Keuchik kepada pihak PT. Medco melalui lisan maupun tulisan. Namun, hingga saat ini belum ada penanganan sama sekali.

"Sebagai petani dampaknya jelas sekali, sudah tiga kali saya menanam benih padi, namun karena kondisi air di lokasi sawah membuat semuanya tidak berguna, alhasil ya untuk kali ini saya tidak bisa panen" kata M. Amin mengeluh

Tgk. M. Amin menambahkan bahwa dirinya berserta warga lain sungguh kecewa dengan PT. Medco yang lamban menangani keluhan para petani, dan sampai saat ini petani masih menunggu iktikad baik dari pihak PT. Medco untuk segera mengeruk saluran yang dangkal itu.

"Seandainya PT. Medco mengeruk tanah di saluran air, kan kami petani (red) tidak mengalami kerugian berat seperti ini. Sudah dari bulan satu kami bilang ke pihak Medco itu, belum ada tindakan apapun, kali ini ya ada yang panen ada yang tidak" lanjutnya.

Pada hari senin, 5/4/2021 lalu, saat acara khanduri blang (sawah) awak media, juga telah menelusuri lokasi dan menemukan kondisi yang dikeluhkan oleh para petani terkait  terjadinya sedimentasi sehingga mengakibatkan pendangkalan saluran air di sawah mereka.

Sementara itu Yusnilawati (44), Hermiwati (42),  Nurhaida dan puluhan petani lainnya mebgeluhkan hal yang senada, mereka mengatakan bahwa hasil panen mereka turun drastis akibat air yang mengenangi lahan mereka yang tak kunjung surut, malahan ketika hujan air disawah bertambah dan sudah berlansung lama.

"Kali ini hasil panen bisa di bilang gagal, biasanya yang empat rante luas sawah bisa 4-5 gunca atau sekitar satu ton. Malahan disini ada yang dibiarkan saja hasil panen ngak di potong lagi," ujar yusnilawati.

Selain itu, Hermiwati menceritakan bahwa sawahnya tidak bisa di panen untuk kali ini akibat air sawah ini. sebutnya lagi, petani lain saat potong padi air disawah bisa sampai lutut.

"Saya aja yang luas sawah sekitar 15 rante, kali ini yang bisa dipanen hanya sekitar 7 rante, biasanya dirumah kalo habis panen penuh padi. Kali ini setengahpun tidak ada" ungkap Nurhaida

Di sisi lain Siti Hajar (55) saat ditemui dirumahnya mengaku sudah menyerah untuk menanam padi, sebelum ada perbaikan dari pihak medco sehingga sawah tidak lagi tergenang oleh air.

"Saya sudah tidak berani untuk turun kesawah, karena sebelumnya sudah tiga kali kami menanam semuanya gagal" ucapnya.

Sementara Saat awak media melakukan konfirmasi kepada Humas PT. Medco E&P Malaka Blok A, Rahmatul Fitriadi melalui via telpon  tidak bisa memberikan keterangan resmi sesuai dengan prosedur dari Perusahaan. Namun tanggapan awal, ia akan di pelajari dulu terkait komplain yang masuk ke mereka

"Jika memang itu dari kita, akan kita bertanggung jawab, begitu juga longsor yang terjadi di lokasi lain kita selesaikan, biasanya kalo mekanisme komplain kita akan telusuri apakah ada surat, dan kita survei ke lokasi. Kalo untuk Gampong Mane rampak saya pelajari terlebih dahulu boleh ya bang" jawabnya singkat.

Share:
Komentar

Berita Terkini