Mengutip Bloomberg, harga emas spot turun 0,29% menjadi US$ 2.029,74 per ons troi pada pukul 23.34 WIB. Sementara harga emas berjangka AS justru naik 0,56% ke posisi US$ 2.039,40 per ons troi.
Harga emas mencapai rekor tertinggi di level US$ 2.072,50 pada awal perdagangan Jumat (7/8) pekan lalu, tapi kemudian merosot sekitar 1% bahkan sempat anjlok hingga 2,5%, tertekan kenaikan dollar AS.
"Kami melihat sedikit potensi puncak (dalam harga emas) dalam jangka pendek hingga menengah. Dan karena rebound dollar, kami melihat sedikit penurunan selama beberapa hari ke depan," kata Michael Hewson, Kepala Analis Pasar CMC Markets, Inggris.
Baca Juga:
Ø Download Gratis Ebook Analisis Struktur Dengan Cara Matriks
Ø Download Gratis Ebook Jalan Tol
Ø
Download
Gratis Ebook Konstruksi Beton Pratekan
"Meski harga emas bisa turun lebih jauh menuju US$ 2.000 atau lebih rendah karena investor membukukan keuntungan, bullion belum kehilangan kilau," tambahnya kepada Reuters.
Dollar AS terkadang menjadi tempat perlindungan yang disukai di tengah eskalasi antara Washington dan Beijing, dan mencapai level tertinggi hampir satu minggu pada hari sebelumnya.
Apalagi, investor sedang fokus pada stimulus fiskal di AS menjelang pembicaraan perdagangan pada 15 Agustus antara Washington dan China di tengah hubungan yang sedang memanas.
Sebelumnya, China mengatakan, akan menjatuhkan sanksi terhadap pejabat AS, setelah Washington memberikan sanksi kepada pejabat Hong Kong dan China pada Jumat (7/8) pekan lalu.
Baca
Juga:
Ø Download Gratis GambarKerja Detail
Pondasi Tapak dan Kolom File DWG
Ø Download Gratis GambarKerja Pondasi
Batu Kali dan Sloof FileDWG
Ø Download Gratis GambarKerja Detail
Pondasi Cakar Ayam File DWG
Paket stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya karena pandemi virus corona baru telah mendukung daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, mendorongnya 34% lebih tinggi sepanjang tahun ini.
"Selama harga tetap di atas US$ 2.000, momentum bullish dapat berlanjut, karena kelaparan akan emas masih di puncaknya," kata Kepala Analis ActivTrades Carlo Alberto De Casa dalam sebuah catatan yang Reuters kutip.
Sumber: KONTAN.CO.ID