-->

Jelang Ramadhan Minyak Goreng di Pasar Tradisional Terus Naik

Abdul Rafar author photo

Aceh Utara, BAP--Menjelang Bulan Suci Ramadhan harga minyak goreng curah terus mengalami kenaikan menyebabkan pelaku UMKM dan Ibu Rumah Tangga (IRT ) di ujung Timur Kabupaten Aceh Utara dan diujung Barat Kabupaten Aceh Timur resah.

Hal ini dirasakan oleh Mursyidah warga yang berdomisili diseputaran Kota Panton Labu, Kabupaten Aceh Utara.

Perempuan yang disapa Mur mengaku cukup resah dengan kenaikan harga minyak goreng yang cukup tinggi. 

"Hampir 80 persen kenaikan harganya. Yang biasa hanya Rp 15.000 per kilogram sekarang bisa jadi Rp 18.000 per kilogram ribu," kata Mursyidah kepada beritaacehpoe.net Senin 28/3/2022.

Mursyidah sangat menyayangkan atas kenaikan harga minyak goreng curah di Indonesia terutama di kota ujung timur Kabupaten Aceh Utara.

Ini berarti dia harus menambah pengeluaran untuk belanja sehari-hari apalagi dibulan suci Ramadhan nanti. 

Terlebih untuk Ibu Rumah Tangga (IRT) yang sangat membutuhkan komoditas tersebut untuk memasak makanan.

Kenaikan harga minyak goreng curah  itu tentu saja dikeluhkan oleh pelaku UMKM, seperti yang diungkapkan Ainol Mardiah.

Dia menuturkan bahwa kondisi itu sangat berpengaruh terhadap pelaku usaha kecil seperti dirinya, sehingga harus ada kebijakan dari pihak berwenang untuk menstabilkan harga kembali.

"Sebenarnya perlu disikapi sama pemerintah agar harga kembali normal, apalagi dibulan puasa nanti. Secara ekonomi UMKM terpuruk, saya  membutuhkan bahan baku minyak goreng curah. Intinya pemerintah harus segera menyikapi, turun tangan seperti melakukan operasi pasar untuk mengatasi kondisi ini, karena sangat dirasakan oleh konsumen" ungkap Ainol Mardiah pedagang gorengan di Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur.

Pedagang gorengan seperti Ainol sangat mengharapkan harga kembali normal karena omzet penjualannya saat ini turun, apalagi jumlah pembeli juga berkurang sejak pandemi Covid-19.

"Tentu kondisi ini sangat berpengaruh pada harga gorengan tetap, tetapi harga bahan baku naik, otomatis pendapatan juga berkurang, belum lagi sepi pembeli," ujar Ainol Mardiah.

Meskipun enggan menyebutkan nilai omzet, namun Ainol mengaku, pendapatannya turun drastis. Meski demikian, ia tetap berjualan karena tidak ada cara lain untuk bertahan hidup.

"Dalam satu hari saya habis 5 kilogram minyak goreng curah, kalau dulu saya bisa sampai 6 kilogram. Harga sekarang juga sudah di atas Rp 80.000, padahal dulu Rp 65000. Banyaklah pengaruhnya kepada kita, makanya kita berharap harga minyak goreng curah sebelum bulan suci Ramadhan bisa murah lagi," pungkasnya.
Share:
Komentar

Berita Terkini