-->

Hari Pertama Meugang Harga Daging di Pantonlabu Tidak seperti Biasa

Abdul Rafar author photo

Aceh Utara, BAP--Meskipun  pandemi COVID-19 tengah melanda Indonesia, namun, harga daging kerbau dan sapi pada hari "meugang" pertama menyambut bulan suci Ramadhan di kota Panton Labu, Aceh Utara masih termahal di Indonesia, yakni mencapai Rp 170000 ribu per kilogram.

Tingginya harga daging disebabkan melonjaknya harga sapi di pasar hewa, akibatnya hara daging meugang ikut naik, megang sebelumnya harga daging meugang di Kota Pantonlabu Kabupaten Aceh Utara, tebilang masih terjangkau.

"Harga lembu ditengah pandemi COVID-19  tinggi, maka harga dagingnya mahal, sama dengan meugang Idul Fitri dulu yaitu, Rp.170000 ribu per kilogram," kata warga Panton Labu, Muslem, Minggu 11/4/2021.

Ia menjelaskan, bahwa harga daging sapi atau pun kerbau pada hari meugang pertama menjelang bulan suci Ramadhan, dijual pedagang dipasar dadakan rata-rata Rp.170000 ribu per kilogram. Sedangkan di hari biasa harganya hanya Rp.150000 ribu perkilogram.

Warga menilai tingginya harga daging di hari meugang'di daerahnya sudah menjadi kebiasaan.

Masyarakat ujung timur kabupaten Aceh Utara tetap membelinya karena merupakan tradisi baik pada hari meugang sambut datangnya bulan suci ramadhan, meugang jelang Idul Fitri, maupun pada meugang sambut Idul Adha.

"Sudah menjadi tradisi setiap masyarakat terutama kepala keluarga membeli daging kerbau ataupun sapi pada hari meugang. Jadi, meskipun harga dijual pedagang itu mahal warga tetap membeli karena sudah kebiasaan," tuturnya.

Syahril (35) pedagang daging di Pasar tradisional kota Panton Labu saat ditemui beritaacehpoe.net Minggu 11/4/2021 mengatakan harga daging mahal itu tak bisa diatur oleh pemerintah di Aceh.

"Kami ini pedagang sapi, kita beli juga mahal. Maka terpaksa kita jual dagingnya mahal, ini sudah bertahun-tahun begitu terus," ujarnya.

Sementara itu Diana (35) ibu rumah tangga yang berdomisili diseputaran kota Panton Labu menyebutkan, bagi masyarakat Aceh, tidak membeli daging sapi pada saat meugang sangat menyedihkan.

"Namanya juga tradisi, maka harus beli saat meugang. Kalau tidak beli, rasanya sedih, karena bertahun-tahun sejak kita kecil juga beli daging saat meugang dan makan bersama. Intinya ini kebersamaan yang mau dicapai keluarga di hari meugang," ucapnya.

Share:
Komentar

Berita Terkini