-->

Damai Dalam Perbedaan Bergemuruh di Pondok Pesantren AFKN Bersama AMAN Indonesia

Redaksi author photo

Bekasi, BAP--Ketua Umum Gerakan Cinta Indonesia, Ginka Febriyanti mengadakan Buka Puasa Bersama, Doa untuk Indonesia dan Santunan Anak Yatim Piatu, di Ponpes Nuu War AFKN, Taman Sari, Kecamatan Setu, Bekasi, Jumat 16/04/2021.

Dikatakan bahwa santunan itu dilakukan untuk 200 orang anak yatim-piatu, yang diberikan santunan oleh Gerakan Cinta Indonesia.

"Disini ada suatu hajatan organisasi namanya Gerakan Cinta Indonesia. Kami bersama teman-teman GCI, ingin memastikan bahwa bulan Ramadhan kita tingkatkan amal ibadah kita. Karena bulan ini hanya datang setahun sekali, jadi harus kita manfaatkan sebaik-baiknya," kata Ginka.

Oleh karena itu, Ginka mengajak adik-adik anak Yatim-Piatu untuk selalu menjaga protokol kesehatan COVID-19. Sebab, pandemi corona masih menghantui di republik ini.

"Mudah-mudahan adik-adik sehat selalu, jaga protokol kesehatan dan titip adik-adik dengan baik," ujarnya.

Percayalah, kata Ginka, bahwa dibalik cobaan ini ada suatu kenikmatan dan setiap cobaan pasti ujungnya ada hikmah. Maka dari itu, manfaatkan bulan Ramadhan ini dengan meningkatkan ibadah agar pandemi berakhir.

Akhir-akhir ini perjalanan Indonesia sebagai bangsa dan negara kembali diuji melalui berbagai tantangan dan persoalan.

Sebut saja paham-paham yang bertentangan dengan ideologi negara, dimulai dari paham intoleransi hingga paham radikalisme.

Bahkan peristiwa teror Bom Makassar hingga aksi Lonewolf yang dilakukan seorang remaja Milenial di Mabes Polri sebelum bulan suci Ramadan menjadi peringatan sekaligus hikmah luar biasa yang bisa dipetik.

"Bulan Ramadan ini adalah momentum. Kita kembali memperkuat konsolidasi umat beragama, memperkokoh hubungan antar umat beragama," ucap Ginka.

Menurut Ginka, menangkal paham intoleransi, radikalisme, hingga meneguhkan NKRI sebagai konsep berbangsa dan bernegara harus dipersiapkan sejak dini.

"Gerakan Cinta Indonesia memiliki program literasi dan edukasi. Bahwa paham-paham kebangsaan perlu diperkuat untuk melawan segala potensi perlawanan hukum serta yang bertentangan dengan ideologi bangsa dan negara," pungkas Ginka.

Selain itu agenda kegiatan itu diakhiri dengan pembacaan doa untuk Indonesia, dan santunan anak yatim-piatu.

Share:
Komentar

Berita Terkini