-->

Pro dan Kontra Wacana Universitas di Aceh Timur

Redaksi author photo

Photo: Ismail Abda Pendiri PESAWAT

Aceh Timur, BAP--Beberapa hari belakangan ini sejumlah tokoh politik muda di Aceh Timur sibuk dan semangat dengan gagasan mendirikan Universitas di Aceh Timur.

"Lahan sudah ada, banyak pihak mendukung, bahkan LLDIKTI dan Dirjen Pendidjkan sudah setuju" Kata  Ismail Abda mengitip percakapan sahabatnya Yahya BKY anggota DPRK, Sabtu 14 November 2020.

Sementara tokoh muda lainnya mulai menantang wacana yang jauh dari harapan itu. Dibarat  Pepatah Aceh menyebutkan bahwa "Patimah Pati Kunyet, oun sie'oen tumpang langet" yang bermakna" Dengan daun setangkai jangan coba menumpang langit" begitu istilahnya.

Ismail abda sependapat dengan  Dwi Candra Pranata yang di butuhkan itu di Aceh Timur adalah akses jalan yang bagus, jarak antara Langsa dengan Aceh Timur itu hanya 80 Km, dengan waktu tempuh sekitar Datu Jam, bahkan PNS Aceh Timur banyang masih menetap di Langsa dan setiap Hari pulang pegi Langsa Aceh Timur.

"Nah bangun SDMnya dulu. Saya sependapat dengan ucapapan Dwi Candra Pranata, apalagi kondisi Aceh timur saat ini terlihat bagus, tapi itu hanya evoria saja, mari kita lihat di perdalaman, masih banyak ketinggalan" ujar Isda.

  

Menurutnya, daripada membangun universitas yang membutuh waktu lama, dana yang besar, falitas yang harus  memadai termasuk tenaga pendidik.

"Alangkah lebih baik Pemerintah Aceh Timur membeli Bus Sekolah untuk mahasiswa Aceh Timur yang melayani rute Idi-Langsa dan Idi -Lhokseumawe, cukup.empat bus untuk tahap awal" kata Isda.

Dilanjutkannya. Wacana pendirian universitas yang katanya untuk melahirkan SDM yang profesional untuk Aceh Timur sangat bertolak belakang dengan kenyataan.

"Selama ini sudah ratusan putra-putri Aceh Timur sudah menyelesaikan studynya diberbagai universitaa baik di Aceh maupun di Luar Aceh yang dibiayai dengan anggaran Aceb Timur" lanjutnya.

Selain itu Ismail Abda menjelaskan bahwa, lebih 80 persen para Sarjana yang dilahirkan dari uang rakyat Aceh Timur.

"Namun Pengangguran setelah kembali ke Aceh Timur, lalu timbul tanda tanya, SDM yang bagaimanakah yang dibutuhkan Aceh Timur sehingga harus mendirikan Universitas?" ujarnya.

Dirinya berharap, sebelum wacana ini dibahas lebih jauh, mari kita wacanakan terlebih dahulu bagaimana harga komuditi hasil perkebunan rakyak, bagaimana agar rakyat lancar mengangkut hasil taninya.

"Khusus saudara saya yang kini duduk di Dewan, tolong tingkatkan pengawasan, lihat proyek fisik baik itu bangunan gedung yang baru dibangun sudah runtuh, jalan yang baru diaspal sudah terkupas. Penyaluran UMKM tidak tepat sasaran, rumah bantuan diperjualbelikan, pengawasan ini lebih penting saat ini" harap Ismail Abda.

Kemudian ujar Isda. Setelah fungsi pengawan ini ditingkatkan, akses jalan mudah dilalui, harga komuditi bernilai tinggi, mari sama-sama duduk untuk menyusun rencana untuk universitas.

"Untuk diketahui, sejumlah Universitas di Aceh saat ini penuh dengan pelanggaran Permendikbud no 7 tahun 2020  tentang PTN dan PTS,  dimana rata-rata kampus tenaga pengajar banyak yang pegawai tetap di instansi lain" pungkasnya.


 Dirinya memohon maaf bila saran dan perdapatnya itu tidak dapat diterima. Ia juga sebagai Putra Aceh Timur "Sekali lagi saya berharap  belilah beberapa unit bus sekelah untuk mahasiswa" pinta Isda. 


Bila belum mampu, bisa juga  bus yang selama ini diberikan untuk antar jemput PNS yang tinggal di Langsa dialihkan untuk Mahasiswa. "Karena PNS telah digaji oleh Negara". 


Redaksi

Share:
Komentar

Berita Terkini