-->

Resesi Sudah di Depan Mata, Apa yang Harus Kita Siapkan?

Redaksi author photo
Jakarta-Indonesia tidak terlepas dari ancaman resesi akibat pandemi virus Corona. 

Sebab negara tetangga Singapura sudah merasakan dampaknya setelah ekonominya minus dalam dua kuartal berturut-turut.

Lalu, masyarakat harus apa untuk mempersiapkan jika resesi benar terjadi?

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengatakan masyarakat harus berhemat mulai dari sekarang untuk menyiapkan dana darurat selama resesi. 

Sebab jika benar terjadi resesi, belum diketahui akan berlangsung sampai kapan.

"Kurangi juga belanja yang tidak sesuai kebutuhan dan fokus pada pangan serta kebutuhan kesehatan. Jadi jangan latah ikut gaya hidup yang boros. Pandemi mengajarkan kita apa yang bisa dihemat ternyata membuat daya tahan keuangan personal lebih kuat," kata Bhima kepada detikcom, Jumat (17/7/2020).

"Tetap harus berjaga-jaga mempersiapkan kondisi terburuk yaitu apabila resesi ini berkepanjangan. Ini perlu stamina yang kuat termasuk juga tabungan yang cukup. Jangan Boros," ucapnya.Hal yang sama juga dikatakan oleh Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah. 

Menurutnya, di saat seperti ini masyarakat jangan boros dan harus mempersiapkan kondisi terburuk untuk mencukupi keuangan.

Selain mempersiapkan tabungan yang banyak, masyarakat juga disarankan agar menjaga kesehatan agar resesi tidak berkepanjangan.

Sebab resesi terjadi disebabkan oleh virus mematikan Corona (COVID-19).

"Yang utama tetap menjaga kesehatan. Resesi disebabkan oleh wabah, oleh karena itu solusi utama menghadapi resesi adalah mengakhiri wabah. Apabila wabah berakhir, resesi akan berakhir," sebutnya.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto pernah menjelaskan bahwa ketika resesi terjadi maka akan ada ledakan gelombang pengangguran.

Ujung-ujungnya orang miskin akan bertambah.Untuk diketahui, jika benar terjadi resesi akan dapat mengakibatkan penurunan seluruh aktivitas ekonomi. 

Yang paling mudah dirasakan adalah menurunnya jumlah lapangan kerja yang tercipta.

"Saya rasa dampak yang paling besar itu tingkat pengangguran dan kemiskinan," kata dia saat dihubungi detikcom, 29 Mei 2020.


Sumber: detikFinance

Share:
Komentar

Berita Terkini