-->

Bupati Rocky Sambut Kedatangan Dirjen KKP

Redaksi author photo
Aceh Timur, BAP.NET-Bupati Aceh Timur H. Hasballah Bin H.M. Thaib, SH yang di akrab disapa Rocky menyambut kedatangan Slamet Soebjakto Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama rombongan di Aceh Timur, Rabu (15/7/2020). 

Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama rombongan disambut oleh Bupati Aceh Timur di Aula Serbaguna Pendopo Idi. 

Sebelumnya, rombongan Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) oleh bupati Aceh Timur bersama Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk melihat lokasi Tambak Cluster Percontohan Budidaya Udang Vaname di Aceh Timur, yang berada di Gampong Matang Rayeuk, Kecamatan Idi Timur.

"Kami yakin melalui kunjungan kerja Bapak Dirjen ini akan melihat langsung tentang pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Aceh Timur terutama di sektor perikanan dan khususnya di sektor perikanan budidaya" ucap Bupati Roky. 
Lebih lanjut, Bupati mengatakan dengan harapan nantinya setelah kunjugan ini akan dapat dirumuskan suatu kebijakan yang efektif ditingkat pusat.

"Guna membantu dan mendukung pembangunan di Aceh Timur serta mendukung program ketahanan pangan," harap Rocky sapaan akrab Bupati Aceh Timur.

Kabupaten Aceh Timur merupakan salah satu dari 23 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Aceh yang dibentuk berdasarkan undang-undang nomor 7 Drt Tahun 1956 dengan luas wilayah 6.040,60 Km2 dengan jumlah penduduk lebih kurang 423.820 jiwa.

Dijatakan bahwa, pemerintah bersama masyarakat Aceh Timur saat ini sedang mengiatkan pembangunan di semua sektor termasuk sektor perikanan budidaya dan perikanan tangkap. 

"Tentunya semua ini dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah dan mensejahterakan masyarakat," ungkap Rocky.

Dijelaskan, berkaitan dengan sektor perikanan, bahwa dari 24 Kecamatan, 14  diantaranya merupakan Kecamatan pesisir dan 120 Gampong pesisir tersebar dari  Birem Bayeun hingga Kecamatan Madat dengan panjang garis pantai 124 Km, luas Laut 1.683 KM2 dan luas perairan umum 1.322 HA.

Menurutnya. Aceh Timur juga memiliki potensi yang sangat besar di sektor perikanan, baik perikanan Budidaya Air Payau, Budidaya Air Tawar maupun perikanan tangkap.

Disebutkan, untuk budidaya air tawar memiliki luas kolam lebih kurang 90,77 HA dengan jumlah produksi 67,90 Ton per tahun. 

"Sedangkan untuk budidaya air payau memilikj luas tambak lebih kurang 18.697 HA dengan jumlah produksi 13.509 pertahun dan masih banyak produksi andalan lain seperti, kepiting, ikan bandeng, ikan Nila, Leld dan induk Udang yang merupakan andalan nasional yang telah dikirim ke Australia, Singapura, Thailand dan lain sebagainya," terang Rocky. 
Dilanjutkan. Insya Allah, kedepannya Pemerintah Aceh Timur melalui Dinas Perikanan akan mencoba budidaya udang galah dan ikan jurung yang mempunyai nilai jual yang sangat tinggi. 

"Dapat kami sampaikan, bahwa hasil tangkap ikan pada tahun 2020 ini telah mencapai jumlah 28.750 Ton dengan kisaran nilai rupiahnya sebesar Rp. 680.000.000," demikian pungkas Bupati Aceh Timur H. Hasballah Bin H.M. Thaib, SH yang di akrab disapa Rocky. 

Sementara itu, Slamet Soebjakto Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam sambutannya, Mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas terlaksanannya rapat koordinasi POKJA Percepatan Produksi Udang Nasional yang diselenggarakan langsung di Kabupaten Aceh Timur.

" Komoditas udang masih akan menjadi andalan ekspor produk perikanan Indonesia. Pertimbangannya selain kita punya daya saing komparatif tinggi yakni potensi pengembangan yang besar, juga udang merupakan komoditas yang memberikan share dominan terhadap devisa ekspor yakni sekitar 39% terhadap nilai total ekspor produk perikanan nasional," ungkap Slamet Soebjakto. 


Katanya, selama kurun waktu lima tahun terakhir ini (2015 - 2019) produksi udang nasional tumbuh rata-rata sebesar 8,9% per tahun. Dimana pada tahun 2019 tercatat angka volume produksi sementara mencapai 833.856 ton. Angka ini kita  akan terus tumbuh, seiring proyeksi permintaan pasar udang global yang akan terus naik.
"Pada masa Pandemi Covid-19, terutama dalam Triwulan I memang telah memberikan tekanan kuat terhadap kinerja ekspor udang nasional. Ini seiring dengan kebijakan pembatasan impor yang diberlakukan negara-negara tujuan utama ekspor seperti USA, China dan Jepang. Terutama jika melihat tren market ekspor, China mencatat penurunan market share yang cukup besar," terang Slamet Soebjakto. 

Namun demikian, memasuki era new normal, permintaan pasar kembali terbuka, bahkan saat ini harga udang mencatat nilai yang cukup baik. Tentu ini adalah momentum yang harus kita manfaatkan segera, bagaimana kita melakukan upaya percepatan dalam meningkatkan supply share pangsa pasar udang global saat ini. 

"Oleh karenanya, forum ini harus menjadi titik awal komitmen kita dalam memberikan input sumber daya yang dimiliki masing-masing sektor dalam mendukung percepatan peningkatan produksi udang nasional," demikian pungkas Slamet Soebjakto.

Dalam acara itu. Turut hadir, Bupati Aceh Timur H. Hasballah Bin H.M Thaib, SH, Anggota DPR RI, H. Muslim SH, MM, H.M Salim Fakhry SE, MM, Anggota DPD RI Wakil Komite II, H. Abdullah Puteh, Dr. Alan Frendy Koropitan, S.Pi., M.Si. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Dr. Ir. Safri Burhanuddin, DEA. Deputi Bidang Sumberdaya Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Sufrijadi, Direktur Penataan Kawasan, Kementerian ATR, Jefri Rosiadi General Manager (PLN) Unit Induk Wilayah Aceh, PUPR yang diwakili oleh Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera 1, Ir. Djaya Sukarno, M.Eng, BKPM yang diwakili Kasubdit Wilayah Sumatera dan Kalimantan  Bapak Saribua Siahaan, LPMUKP-KKP, Syarif Syahrial, Para Direktur, Asisten Deputi.

Kepala Dinas yang membidangi Perikanan seluruh jajaran lintas sektoral terkait, Anggota Tim Pokja Percepatan Produksi Udang Nasional dan Para Pembudidaya, dan seluruh stakeholders serta unsur Forkopimda dan Kepala OPD Aceh Timur.

Istanjoeng
Share:
Komentar

Berita Terkini